Seni dapat dibagi menjadi berbagai macam. Ada seni musik, seni rupa dan seni tari. Di bidang pendidikan, ketiganya sudah dijadikan mata pelajaran yang disatukan dalam Seni Budaya. Ketika SD, kita mengenal itu dengan KTK ( Kerajinan Tangan dan Kertangkes ) dan SSD ( Seni Suara Daerah ). Ketika memasuki SMP, sudah ada mapel Seni Budaya yang terbagi menjadi Seni Rupa, Seni Tari dan Seni Musik yang masing – masing sudah disediakan jam pelajaran, yaitu 1 jam per minggu. Ketika kelas VII ( menurut pengalaman penulis ) ada mapel Seni Karawitan, tapi ketika naik ke kelas VIII dan IX mapel tersebut ditiadakan. Memang sayang, pelajaran itu ditiadakan, selain melestarikan kebudayaan Jawa Tengah juga untuk saat ini sangat sulit mencari bakat – bakat potensial yang bisa memainkan dan mewarisi seni karawitan juga untuk meneruskan seni karawitan yang sudah semakin tergerus zaman ini.
Seni Rupa Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur dan pencahayaan dengan acuan estetika.
Dalam seni rupa, terdapat bidang seni rupa murni, yaitu :
1. Seni Lukis
2. Seni Patung
3. Seni Instalasi ( pemasangan )
Semantara itu ada juga bidang kerajinan, yaitu :
1. Batik
2. Seni Ukir
3. Anyaman
4. Keramik
Dalam bidang – bidang tersebut,banyak tokoh ternama, seperti Affandi Sang Pelukis Ekspresionisme, atau Edi Sunarso Pematung yang terkenal dengan karyanya Monumen Dirgantara. Kalau untuk kerajinan, siapa yang tak kenal dengan Pekalongan dengan Kota Batiknya, Jepara dengan Kota Ukirnya, dan Tasikmalaya dengan anyamannya, dan juga Plered ( Purwakarta ) dan Kasongan ( DIY ) dengan keramiknya.
Untuk pelajaran Seni Rupa di SMP N 2 Klaten, ( yang pernah penulis alami ) biasanya diisi dengan menggambar. Mulai dari menggambar ilustrasi, pemandangan, bentuk kubistis dan silindris, batik, ragam hias, dll. Untuk praktek, di kelas VIII kami pernah membatik. Diawali dengan membuat desain, lalu menorehkan lilin pada kain menggunakan canting. Prosesnya sampai satu hari penuh! Jadi… kita bebas karena pelajaran ditiadakan ! Asyik juga.. Setelah itu batik “ ditemboki “ atau ditorehi lilin yang ke 2. Lalu dibawa pulang Bu Guru. Oleh Bu Tristantini batik itu direbus dengan abu soda, dikeringkan lalu terakhir disetrika. Dengan praktek langsung membatik ini, kita langsung bisa mengerti cara – cara membatik tanpa harus berbelit – belit dengan teori. Bu Tanti sendiri sering bilang, “ Siapa tahu kamu nanti tidak bisa melanjutkan sekolah, kan bisa jadi perajin batik, dan pasti inget tetus dengan Bu Tanti, karena pernah mengajarkan membatik di SMP. “
Seni Tari
Seni Tari yaitu pengucapan jiwa manusia melalui gerak-geri berirama yang indah.
Seni tari dapat dibedakan menurut sifatnya, yaitu :
1. Tari tradisional
2. Tari modern
Sedangkan menurut jumlah penarinya :
1. Tari tunggal
2. Tari berpasangan
3. Tari berkelompok
Dalam pelajaran seni tari, di kelas VII kita diperkenalkan dengan tari tradisional dan dasar – dasar gerakannya oleh Bu Tutik Purwani. Ada macam – macam gerakan antara lain ; srisig ( berjalan memutar sambil kaki jinjit ), njumput, ngithing, debeg gejug, dll. Di kelas VIII semester 1, kita disuruh membuat kreasi sendiri musik tradisional dari Pulau Jawa. Sementara di semester 2, kita disuruh membuat kreasi sendiri musik tradisional dari luar pulau Jawa. Untuk kelas IX, kita disuruh membuat kreasi sendiri tari modern / dance. Kebanyakan dari kita membuat musiknya dengan menggabungkan lagu – lagu luar negeri. Penilaian oleh Bu Tutik dilakukan sebanyak 3kali, selama 1 semester. Dan.. ketika semester 2,bencana mulai terjadi ( maaf penulis agak lebay ), praktek seni tari dilarang oleh Bu Kepsek, katanya bisa mengganggu belajar untuk ujian nasional. Yaa.. mungkin itu benar, kita harus fokus dengan UN, tapi bukan berarti tari harus dilarang sama sekali dong ?? Bahkan, katanya ujian praktek juga ditiadakan. Lalu apalah gunanya kita latihan berbulan – bulan selama ini ? Sia – sia gitu aja ? Trus apa kita akan terus belajar untuk UN dengan segala kepenatan yang ada tanpa ada refreshing sama sekali hanya untuk sekedar latihan ngedance? Lalu bagaimana dengan teman – teman yang berbakat dalam tari modern? Apa mereka ga bisa mengembangkan kreatifitas mereka?? Yahh.. sudahlah, itu hanya suara hati saya, yang mungkin juga suara hati teman – teman kelas sembilan..
Seni Musik
Seni musik merupakan seni yang paling tua usianya bahkan sama tuanya dengan manusia di bumi. Seni musik adalah suatu wujud karya dalam bentuk nada, dan memiliki tempo yang dapat diikuti oleh penikmatnya dan musik itu terlahir dari aliran aliran nadi yang disertai dorongan sensitif karena salah satu indera nya merasakan rangsangan.
Seni musik dibedakan menjadi beberapa jenis:
1. Berdasarkan Sumber Bunyi
a. Musik Vokal
b. Musik Instrumen
2. Berdasarkan Fungsi
a. Musik sakral / religi
b. Musik duniawi / sekuler / profon
3. Berdasarkan Stratifikasi / Susunan Masyarakat
a. Musik Istana
b. Musik Rakyat
4. Berdasarkan gaya / aliran
a. Pop
b. Rap
c. Jazz
d. Rock
e. Country
f. Raggae
g. Blues
h. Hawai
i. Dangdut
j. Gambus
k. Konser
l. Orkes Fanfare
m. Orkes Harmoni
n. Orkes Symphoni
o. Orkes Keroncong
p. R & B ( Rhythm & Blues )
Di pelajaran, sebenarnya seni musik sendiri jarang, terutama di kelas VII dan VIII, jadi Bu Swarsini jarang masuk kelas dan mengajar. Kalau untuk praktek, pernah kita disuruh bermain alat musik, boleh pianika, seruling, gitar atau organ ( penulis lupa di kelas berapa ). Lalu di kelas IX kita disuruh bernyanyi berkelompok di depan kelas. Untuk semester 1, diberikan pilihan lagu Indonesia, sedangkan di semester 2 kita bebas memilih lagu mancanegara.
0 komentar:
Posting Komentar